100 ekor kodok berlomba-lomba memanjat ke puncak menara eiffel..
mereka semua dengan gigihnya mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mencapai puncak tersebut..
satu persatu kodok2 itupun berjatuhan..
beberapa bahkan menyerah sebelum berusaha..
penonton bersorak-sorak memberikan dukungan..
beberapa bersorak-sorak menghancurkan mental mereka, krn yang mereka dukung akhirnya gugur dan mereka tidak rela seseorang yang mereka tidak suka mendapatkan kemenangan sementara yang mereka dukung gugur ditengah jalan..
terdengar gemuruh suara, diantaranya "ayo! kamu bisa!" dan dibalik itu suara lain seakan menimpali "ah, kamu tidak akan bisa! menyerah saja lah! km bukan terlahir untuk jadi pemenang!" satu persatu mereka terus berguguran, tidak bisa menyelesaikan pertandingan..
berjam-jam telah berlalu, semakin sedikit kodok yang masih berusaha dengan gigihnya untuk menuju keatas..
makin lama semakin kontras suara yang terdengar.. semakin menyakitkan dan sangat membunuh semangat..
sampai akhirnya tidak ada yang tersisa, semua jatuh dan gugur membentur lantai yang paling dasar dan bahkan ada yang tidak bisa bangkit lagi..
penonton pun melangkah pergi
tapi lalu terdengar suara yang lantang dari kejauhan
suara itu berasal dari puncak menara
semuapun melongok keatas
"saya berhasil! saya berhasil!"
ternyata ada satu kodok yang berhasil menyelesaikan pertandingan! dia berhasil menuju keatas..
lalu kodok itupun diwawancara
tapi semua terkejut.. tidak ada pertanyaan yang dia jawab, dia hanya tersenyum puas atas kemenangan yang dia capai dan dia tidak meminta apa2 dari itu..
lalu dari kejauhan salah satu temannya berlari menghampiri dia, dan menjelaskan ke semua orang kenapa dia tidak menjawab pertanyaan2 itu..
orang itu menjawab, "dia teman saya, dan dia tuli."
ketuliannya membuat dia tidak menanggapi teriakan2 yang berusaha membunuh semangatnya.. dia hanya berangkat untuk satu tujuan; berhasil menyelesaikan pertandingan dan berusaha sekuat tenaga berbekal semangat yang dia punya.
apakah moral dari cerita diatas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar